Anggota Kelompok :
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Di awal abad ke 20 , disiplin psikologi yang baru terbentuk mencari sebuah arah. Pengkondisian refleks dalam eksperimen Bekheterev dan Pavlov telah merefleksikan adanya relasi natural antara stimulus dan refleks yang terasosiasikan dapat diubah. Riset ini telah memuat asumsi bahwa sebab-sebab dari perilaku yang kompleks akan dapat diutarakan. Adanya pelatihan refleks untuk merespon stimulus baru membutuhkan pemasangan berulang kali antara stimulus dan stimulus yang secara alamiah menujukkan refleks. Stimulus yang dikondisikan (CS) akan menimbulkan respons yang dikondisikan (CR) dan kondisi inilah yang disebut pengkondisian klasik.
Dalam pengkondisian klasik ini juga dapat terjadi dalam suatu proses belajar yang kita jalani sehari-hari diruangan kelas. Biasanya para mahasiswa akan terlihat cenderung memberikan respon membosankan dan tidak menarik apabila menanggapi segala sesuatu yang berbau “belajar” . Para pelajar cenderung tidak menyukai suatu pelajaran apalagi pelajaran yang tidak menarik dan hanya terbatas pada ruangan kelas padahal suatu proses belajar haruslah menyenangkan agar suatu materi lebih dapat dimengerti oleh pelajarnya. Oleh karena itu, dosen pengampu mencoba memberikan nuansa yang berbeda dalam suatu proses belajar yaitu kuliah secara online. Awalnya kuliah Online kami menjadi lebih antusias dan tertarik mengikuti aktivitas tersebut karena tidak hanya terbatas dengan ruang kelas / bisa akses dimanapun dan kita banyak bisa melihat fitur-fitur yang menarik dalam kecanggihan teknologi. Melalui kuliah Online ini, dosen mencoba menciptakan suatu proses belajar yang tidak tegang dan menyenangkan agar membuat mahasiswa aktif. Dan hasilnya, penerapan metode belajar melalui kuliah Online berhasil menciptakan suatu repson yang positif.
Apabila kita melihat buku Learning and Instruction di hal 53, kita dapat melihat salah satu strategi yaitu menggunakan relasi yang sudah menimbulkan reaksi positif. Hal ini dapat dilihat melalui metode belajar “PSIKOLOGI BELAJAR” yang kembali menggunakan kuliah online sebagai metode pembelajaran antar pendidik dan anak didik. Setelah kita lihat, ketika dosen pengampu mengadakan kuliah online, mahasiswa terlihat sangat antusias dan aktif dalam prosesnya. Adanya kuliah online diadakan untuk kondisi yang diperkirakan munculnya akan reaksi negative yaitu situasi belajar yang membosankan membuat mahasiswa menjadi tidak terlalu tertarik dengan pelajaran dan kaku dalam memahami sebuah materi.
Teori belajar gestalt
Psikologi gestalt berfungsi sebagai penentang behaviorisme di pertengahan abad ke-20. Psikolog gestalt berfokus pada persepsi dalam belajar. Organisme merespons keseluruhan ketimbang stimuli spesifik, organisasi stimuli mempengaruhi persepsi dan individu membangun persepsi ketimbang hanya menerima secara pasif. Adanya kuliah online tidak hanya melihat suatu stimulus yang dihadirkan dan responnya namun melihat keseluruhan proses belajar yaitu interaksi antar diri dan lingkungan. Adanya proses yang terjadi dalam mengadakan kuliah online juga dilihat secara keseluruhan terutama pemecahan masalahnya.
Individu harus mampu mengorganisasikan semua persepsinya untuk dapat memecahkan masalahnya, misalnya ada masalah koneksi internet dengan menggunakan modem saat melakukan kuliah online. Adanya muncul masalah itu membuat individu belajar untuk menemukan solusi sehingga kuliah online dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan koneksi lagi seperti menggunakan Wi-fi di kampus atau warnet. Masalah yang lain dalam diskusi online adalah listrik yang padam padahal baterai laptop tinggal sedikit dan solusinya adalah nge charge baterai laptop sampai full. Adapun pemecahan masalah yang dilakukan setiap individu itu berbeda-beda sehingga ada yang berhasil menemukan solusi dan ada yang tidak berhasil. Namun berulang kali diadakan kuliah online membuat para mahasiswa belajar untuk menemukan solusi atas masalah-masalah yang terjadi selama kuliah online berlangsung agar diharapkan kuliah online selanjutnya tidak menemukan masalah yang sama.