EVALUASI PADA ORANG DEWASA
Evaluasi pendidikan orang dewasa adalah proses menentukan kekuatan atau atau nilai pekerjaan pendidikan atau pembimbing pendidikan orang dewasa. Evaluasi adalah suatu cara mengukur hasil kegiatan pendidikan.
Berdasarkan tingkat formalitasnya, evaluasi dapat dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
1) Evaluasi informal
2) Evaluasi semi formal
3) Evaluasi formal atau penelitian ilmiah.
Evaluasi berdasarkan tujuan dapat dibagi menjadi:
1) Evaluasi formatif, dan
2) Evaluasi sumatif.
Suatu evaluasi mempunyai beberapa manfaat, yakni:
a) Menentukan patokan awal
b) Mengetahui keberhasilan suatu kegiatan
c) Mencetak secara periodic efektivitas suatu program
d) Memberikan rasa aman kepada pelaksana tugas
e) Memberi bukti yang konkret kepada pihak yang terkait
f) Meningkatkan sifat professional kepada penerima evaluasi.
Tujuan evaluasi antara lain:
a) Untuk menentukan seberapa dekat peserta didik secara individual dan keseluruhan kelas mencaai tujuan umum yang telah ditentukan
b) Untuk mengukur tingkat perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam waktu tertentu
c) Untuk menentukan efektivitas bahan, metode, dan kegiatan pengajaran
d) Untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi peserta didik, instruktur dan mayarakat
Evaluasi mempunyai prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Mempunyai tujuan yang pasti
2) Menggunakan tujuan perilaku yang terjangkau dan pasti
3) Bukti tentang perubahan dalam diri individu
4) Menggunakan istrumen yang berbeda dalam evaluasi
5) Kerja sama antara peneliti dan orang yang dinilai kemajuannya
6) Tidak perlu mengevaluasi semua hasil pembelajaran
7) Evaluasi harus berkesinambungan
Prinsip evaluasi (Frutchey, 1973) yang digunakan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan evaluasi antara lain:
1) Mengembangkan sikap kritis
2) Mengenal bias pribadi
3) Melakukan observasi silang untuk menentukan seberapa jauh konsistensinya masalah itu
4) Cek lebih jauh untuk menentukan apakah ada perilaku basa-basi
5) Pertimbangkan penyebab lain yang mungkin ada
6) Berhati-hati untuk tidak hanya membaca observasi yang kita harapkan saja dan mengabaikan interpretasi yang masuk akal
7) Dalam mengevaluasi hasil atau produk perilaku, gunakan criteria untuk menilainya
8) Cek lebih jauh untuk menentukan apakah hasil atau produk yang diklaim seseorang benar-benar hasil orang itu
9) Kenali bahwa banyak perilaku yang saling menutupi satu sama lain
10) Pastikan apakah bukti yang kita amati adalah benar-benar bukti yang sebenarnya
11) Hindari tergesa-gesa membuat kesimpulan, hendaknya hati-hati dan secermat mungkin
Prosedur evaluasi pendidikan orang dewasa menurut Morgan, et al (1976) terdiri atas lebih kurang tujuh langkah. Ketujuh langkah tersebut tidak selalu diambil dalam setiap mengevaluasi metode, mata pelajaran, atau pencapaian peserta didik. Ketujuh langkah tersebut yaitu:
1. Mengecek tujuan
2. Memeriksa apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan
3. Mengumpulkan bukti
4. Menentukan sunber bukti
5. Menentukan alat untuk memperoleh bukti
6. Menganalisis bukti dan
7. Menggunakan hasil
v Proses Evaluasi
Evalusi demikian hendaknya berlangsung dari hari ke hari sepanjang program pendidikan berjalan. Beberapa cara diuraikan dibawah ini untuk melakukan evaluasi dalam pendidikan orang dewasa, dan cara-cara lain masih dapat dikembangkan secara kreatif oleh masing-masing pembimbing.
1. Umpan balik. Tiap-tiap peserta secara bergantian mengemukaakan pikiran dan perasaannya mengenai pelajaran hari itu. Apabila ada peserta yang belum siap atau belum bersedia menegungkapkan umpan baliknya, ia dibebaskan. Lebih baik kalau semua peserta dapat mengungkapkan isi hatinya.
2. Refleksi. Dengan meminta kesunyian selama lima menit, masing-masing peserta dapat merenungkan arti hari itu bagi dirinya dan apa yang telah dipelajarinya. Setelah selesai merenungkan, masing-masing peserta dapat mengungkapkan refleksinya. Refleksi bersifat subjektif yang khas pribadi, maka tidak ditanggapi oleh pembimbing maupun sesama peserta, apa lagi dibantah.
3. Diskusi kelompok. Para peserta dapat dibagi dalam kelompok kecil agar lebih mudah dan lebih bebas berbicar. Secara informal para peserta itu memperbincangkan evaluasi masing-masing, lalu menuangkannya dalam sebuah laporan.
4. Questionnaire. Formulir pertanyaan dapat disiapkan dan dibagikan kepada semua peserta untuk diisi. Ada yang menganggap cara ini kurang efektif dibandingkan dengan tiga jenis terdahulu. Namun apabila pertanyaan-pertanyaan disusun secara pandai, maka banyak keterangan dapat diperoleh, dan peserta mendapatkan tuntutan nyata dalam mengevaluasi dirinya.
Formulir pertanyaan dapat disusun dalam ratusaun variasi, sesuai dengan tujuan pendidikan, komposisi peserta, selera penyusun dan sebagainya.
5. Tim pengelola. Cara evaluasi proses belajar yang serba guna adalah dengan membentuk tim pengelola (management team). Dari antara peserta dibentuk sebuah tim yang yang terdiri dari satu orang moderator, satu atau dua orang pencatat, dan satu dua orang evaluator. Tim inilah yang diharpakan mengatur lancarnya acara, membuat laporan singkat padat, dan menyusun evaluasi dari acara saharian. Tim pengelola dipegang bergantian tiap hari oleh peserta lain, sedapat mungkin agar semua peserta mendapat giliran.
Dengan menjalankan tugas-tugas tersebut serta berlangsungnya program, para peserta mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan keterampilannya dalam pengelolaan program, pencatatan dan penilaian. Pengalaman tersebut lebih-lebih terasa bermanfaat, karena tim harus menyiapakan laporannya dalam waktu singkat untuk dibacakan pada pagi berikutnya di hadapan seluruh peserta. Manfaat lain ialah, bahwa disamping diktat-diktat, kerja keras yang dibuat pembimbingnya, diperoleh pula catatan tentang jalannya program secara lebih lengkap, termasuk hasil-hasil diskusi menurut tangkapatan peserta yang bertugas sebagai pencatat. Loreksi bila perlu dilakukan, dan kekurangan-kekurangan dapat dilengkapi. Membuat evaluasi adalah keterampilan yang tidak mudah. Perlu ketajaman observasi, kecermatan penilaian dan keberanian untuk menuangkan secara jujur.
Prosedur evaluasi pendidikan orang dewasa menurut Morgan, et al. (1976) terdiri atas lebih kurang tujuh langkah. Ketujuh langkah tersebut tidak selalu diambil dalam setiap mengevaluasi metode, mata pelajaran, atau pencapaian peserta didik. Ketujuh langkah tersebut yaitu:
1) mengecek tujuan,
2) memeriksa apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan,
3) mengumpulkan bukti,
4) menentukan sumber bukti,
5) menentukan alat untuk memperoleh bukti,
6) menganalisis bukti, dan
7) menggunakan hasil.
Dua ilustrasi evaluasi seperti berikut:
1. Lembar Saran Akhir Pertemuan yang dibagikan pada akhir pertemuan untuk mengevaluasi jalannya pertemuan, kelebihan dan kelemahan, serta mendapatkan saran-saran perbaikan untuk pertemuan yang akan datang
Contoh pernyataan yang sering digunakan (Morgan, et al., 1976)
1) Bagaimana pendapat Anda mengenai pertemuan ini? (pilih satu jawaban)
a) Jelek
b) Sedang
c) Ragu-ragu
d) Baik
e) Baik sekali
2) Menurut Anda:
a) Apa kelebihannya?
b) Apa kelemahannya?
3) Apa saran Anda untuk meningkatkan pelaksanaan pertemuan yang akan datang?
2. Kartu Penilaian yang digunakan oleh pimpinan dan peserta diskusi untuk mengevaluasi efektivitas diskusi.
Sumber: Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar